Arti Rp 1 Milyar Bagi Gayus Tambunan, Bilqis dan Dr Grigory Perelman

Posted on 08.23 | By Decky | In

1 MIlyar Bagi Bilqis

Beberapa hari yang lalu melihatnya di salah satu Stasion TV swasta. Namanya Bilqis Anindya Passa. Ketika muncul di TV tersebut, Bilqis terlihat memang tidak sehat, tubuhnya berwarna kehitam-hitaman mata kekuningan, sebuah ciri yang memang tidak biasa untuk anak bayi yang berusia 17 bulan. Apa yang membuat Bilqis seperti itu. Bilqis yang lahir pada tanggal 20 Agustus 2008 tersebut menderita penyakit Atresia Bilier. Menurut berita yang dilansir detikcom, Bilqis menderita penyakit tersebut setelah 2 minggu semenjak kelahirannya.

Atresia Bilier adalah penyakit dimana tidak terbentuknya saluran empedu atau tidak berkembang secara normal. Untuk menyembuhkannya, Dokter menganjurkan untuk di Operasi secepatnya. Biaya untuk operasinya ditaksir 1 Milyar Rupiah. Operasi tersebut pun harus dilakukan diluar negeri karena di dalam negeri belum bisa terlaksana. Pada saat usianya 50 hari, Bilqis pun telah di operasi. Operasi pengangkatan saluran empedu yang kemudian disambungkan ke usus 12 jari.

Mengingat biaya operasi yang sangat besar, orang tua Bilqis, Donny Ardianta Passa (33) dan Dewi Farida (37) sempat putus harapan. Bagaimana tidak, operasi tranplantasi yang akan dilakukan diluar negeri tersebut membutuhkan biaya yang jauh dari jangkauan mereka. Untuk pengobatan Bilqis sampai hari ini saja tidak sedikit.
Kemudian, terinspirasi dengan Kasus Prita Mulyasari, mereka pun menggalang dana melalui situs jejaring sosial Facebook. Buat anda yang tergerak untuk membantu Bilqis meraih kehidupan masa depan yang cerah dan sehat, silahkan meluncur ke Facebooknya. Disana terdapat nomor rekening untuk menyalurkan Bantuan.
Atresia bilier—atau tidak terbentuknya saluran empedu-yang dialami Bilqis cuma satu dari banyak kasus serupa di Indonesia. Sebagian besar bayi penderita atresia bilier akhirnya tidak tertolong lantaran tidak punya biaya untuk cangkok hati.
Jumlah penderita atresia bilier yang ditangani Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002-2003, misalnya, mencapai 37-38 bayi atau 23 persen dari 162 bayi berpenyakit kuning akibat kelainan fungsi hati.
Konsultan penyakit hati pada anak di RSCM, Dr Hanifah Oswari, SpA(K), Jumat (5/2), mengatakan, ketika itu cangkok hati belum bisa dilakukan di Indonesia. Sementara cangkok hati di luar negeri membutuhkan biaya miliaran rupiah.
Pasien hanya bisa menjalani prosedur kasai atau penyambungan usus ke hati. Prosedur kasai bisa membuat sebagian pasien berumur panjang. Namun, fungsi hati pada sebagian pasien lainnya semakin memburuk. Saat kondisi mulai memburuk inilah, dibutuhkan cangkok hati seperti yang akan dilakukan kepada Bilqis.
”Umumnya, pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah buruk, yakni saat bayi berusia lebih dari dua bulan. Selain itu, orangtua bayi berasal dari keluarga tidak mampu sehingga tak bisa menyediakan uang yang cukup untuk cangkok hati,” ucap Hanifah.
Tak sempat ke RS
Jumlah bayi atresia bilier yang dibawa ke RSCM merupakan sebagian saja karena ada bayi yang tidak sempat dibawa ke rumah sakit.
Hanifah mengatakan, hingga saat ini kasus atresia bilier masih terus dijumpai di RSCM. Namun, solusi cangkok hati belum banyak diambil pasien lantaran biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Bilqis, menurut Hanifah, adalah puncak gunung es kasus atresia bilier di Indonesia.
Dua terduga
Hingga kemarin, ada dua bayi yang tengah dirawat di RSCM yang diduga mengalami atresia bilier. Kedua bayi berusia di bawah tiga bulan itu masih menjalani pemeriksaan untuk membuktikan mereka terkena atresia bilier atau tidak.
Hanifah mengatakan, kedua bayi yang tengah dirawat saat ini mempunyai gejala awal mirip penderita atresia bilier.
”Untuk membuktikan kebenaran atresia bilier pada kedua bayi itu, ada dua tahap pemeriksaan yang harus dilakukan, yakni pengambilan jaringan hati atau biopsi serta kolangiografi intraoperatif atau memasukkan cairan tertentu ke jaringan empedu untuk mengetahui kondisi saluran empedu,” kata Hanifah.
Bayi pertama berusia 2,5 bulan dan sudah menjalani biopsi. Tahap pembuktian terakhir, yakni kolangiografi intraoperatif, belum dilakukan lantaran ada masalah dengan biaya.
Tiga donor
Bilqis Anindya Passa (17 bulan), penderita atresia bilier yang akan menjalani cangkok hati di RSUP Dr Kariadi, Semarang, masih menjalani serangkaian pemeriksaan. Cangkok hati belum dilakukan.
Fahrur Jehan Syatah, paman Bilqis, mengatakan, sedikitnya ada tiga orang yang sudah bersedia menjadi donor hati bagi Bilqis. ”Mereka menawarkan diri menjadi donor. Tawaran memang baru disampaikan melalui telepon. Namun, tim dokter masih berupaya agar orangtua Bilqis bisa menjadi donor,” ucap Fahrur.
Apabila orangtua Bilqis dinyatakan tidak bisa menjadi donor, keluarga besar kemungkinan menjadi donor Bilqis. Kalau tidak juga ada keluarga besar yang bisa menjadi donor, barulah orang yang tidak mempunyai hubungan darah dengan Bilqis berpeluang menjadi donor.
Bilqis lainnya di Jawa Timur,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhirnya bersedia menanggung seluruh biaya perawatan Eka Putra Prasetya. Bayi berusia 19 bulan asal Dusun Clumprit, Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, adalah penderita atresia bilier atau kelainan saluran empedu. Eka kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya, sejak Rabu (24/2).

Kesanggupan itu disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Dinas Kesehatan Jawa Timur Ali Imron Rosyadi saat mengunjungi Posko Peduli Eka di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kamis (4/3).

Ali Imron menjelaskan, kunjungan kerja ke Kabupaten Malang juga untuk memastikan Eka sudah masuk dalam database Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sebagai penerima kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). “Karena sudah masuk Jamkesda, seluruh biaya perawatannya ditanggung pemerintah,” ujarnya.

Sholihin, ayah Eka, menyatakan sangat gembira mengetahui biaya perawatan anaknya ditanggung pemerintah. Sebelum dipindah ke Surabaya, Eka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Sjaiful Anwar (RSSA), Malang, sejak 9 Februari.

Sebelum mendapatkan kepastian pembiayaan ditanggung pemerintah, penanganan terhadap Eka di RSSA Malang maupun RSUD Dr Soetomo menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan Kepala Desa Clumprit. “Saya sempat cemas karena masa berlaku SKTM hanya sampai akhir Maret. Sedangkan perawatan anak saya memerlukan waktu yang lama,” tuturnya.

Sholihin juga mendapat bantuan dari para dermawan yang memberikan langsung kepadanya atau melalui transfer ke rekening BCA KCU Malang nomor 0115550123 atas nama dirinya. Hingga kini, uang bantuan yang masuk ke dalam rekening tersebut berjumlah Rp 53 juta lebih. Penggalangan dana dilakukan Aliansi Jurnalis Malang Raya.

Ironisme Bilqis, dkk VS Gayus Tambunan
Gayus Tambunan

Gayus Tambunan? Siapa yang sekarang ini belum mengenal yang namanya Gayus Tambunan?
Usianya baru 30 tahun. Namun, dia bisa saja disebut sebagai salah satu pegawai negeri sipil (PNS) terkaya di Indonesia. Pegawai pajak golongan IIIA ini memiliki Rp 25 miliar di rekeningnya.
Lantas, berapa sebenarnya gaji Gayus yang sehari-hari menjadi penelaah keberatan pajak (banding) perorangan dan badan hukum di Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Hekinus Manao memperkirakan Gayus mendapatkan gaji bulanan sebesar Rp 12,1 juta. "Catatan tidak resmi perkiraan gaji seorang PNS Ditjen Pajak setingkat Gayus Tambunan (GT) mencapai Rp 12,1 juta per bulan," kata Hekinus melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Kamis (25/3/2010).
Dia merinci, setiap bulannya Gayus mendapatkan gaji pokok dan berbagai tunjangan Rp 2,4 juta. Kemudian, remunerasi sekitar Rp 8,2 juta dan imbalan prestasi kerja rata-rata Rp 1,5 juta sehingga total penghasilan per bulannya mencapai Rp 12,1 juta.
Seperti diketahui, Gayus menjadi top sejak mencuatnya kasus penggelapan pajak senilai Rp 25 miliar. Dia dituding terlibat dalam kasus yang masih ada kaitannya dengan makelar kasus di tubuh Polri.
Gayus besar di perkampungan padat di Warakas, Jakarta Utara. Tapi, itu dulu. Kini Gayus tinggal di perumahan elite berharga miliaran rupiah di Gading Park View, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wow!Di Warakas, Gayus muda tinggal di rumah sederhana. Luasnya cuma selapangan bulu tangkis. Di pintu depannya tertempel stiker: Diploma Pajak STAN Jakarta. Bagian belakang rumah dibuat dua lantai, namun hanya berdinding tripleks. Kemarin, saat Tempo mengunjungi rumah lama Gayus, bangunan itu tampak tak terawat. Di ruang tamu hanya tersisa dua lemari dan satu set kursi.
“Rumah itu kosong,” kata seorang tetangga di Jalan Warakas I Gang 23 Jalan E, RT 11 RW 8 Nomor 4, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok. “Mereka sudah pindah sejak lima tahun lalu,” kata Kholis, 38 tahun, tetangga depan rumah Gayus.
Menurut Kholis, keluarga Gayus sudah puluhan tahun tinggal di Warakas. “Gayus itu lahir di sini,” katanya. Gayus memiliki empat saudara kandung. Ia anak kedua. “Terakhir saya ketemu dua tahun lalu. Sempat mengobrol di depan rumah,” kata Kholis.
Gayus kini tinggal di kawasan elite Gading Park View Blok ZE Nomor 1. Harganya ditaksir miliaran rupiah. Rumah mewah itu kemarin tampak sepi. Hanya ada seorang pembantu rumah tangga di sana.
Sejak namanya disebut oleh mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Susno Duadji, rumah itu jadi buruan wartawan. Namun tak ada seorang pun yang mau memberi keterangan.
Sumber Tempo menuturkan, Gayus pernah tinggal di Apartemen Cempaka Mas. “Saat menikah, dia pindah ke Kelapa Gading,” kata sumber itu. “Dia sukseslah. Aset propertinya banyak. Mobilnya BMW seri terbaru,” ujarnya.
Kasus ini mengemuka setelah Bareskrim Mabes Polri menemukan aliran dana mencurigakan yang masuk ke rekening terdakwa di Bank Central Asia Bintaro, Kota Tangerang Selatan, sebesar Rp 170 juta pada 21 September 2007 dan Rp 200 juta pada 15 Agustus 2008.
Total uang yang diterima pegawai pajak ini dari PT Megah Citra Jaya Garmindo untuk mengurus pajak perusahaan tersebut sebesar Rp 370 juta.
Perusahaan yang Pajaknya Diurus Gayus

Ada 149 perusahaan yang ditangani Gayus Tambunan. Berikut nama beberapa perusahaan yang ditengarai memberi ‘upeti’ kepada Gayus.
Informasi yang terkumpul hingga Sabtu (3/4) menyebutkan bahwa 149 perusahaan itu 50 persen adalah perusahaan besar dan terkenal. Di antaranya kebanyakan perusahaan otomotif.
Tercatat ada beberapa perusahaan besar dan cukup terkenal yang ditangani Gayus Tambunan. Mereka di antaranya,
PT Exelcomindo Pratama,
PT Bukaka, PT Newmont Nusantara,
PT Syun Hyundai,
PT Prudential,
PT Pertamina Dana Sentitas,
PT BUMI.
Lalu,
PT Tegas Exporindo Java. Selain itu, perusahaan Kertas Indah Kiat Pulp and Paper, Indocement Tunggal Prakarsa, Kapuas Prima Coal, dan PT Wijaya Karya.
Sementara itu sebelumnya, Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA) Ditjen Pajak Bambang Basuki di Jakarta mengatakan, semua pegawai pajak tidak boleh menjadi konsultan pajak. ‘
‘Itu pelanggaran fatal atas kode etik dan disiplin,” jelasnya.
Menurutnya, Gayus bisa saja membocorkan celah-celah kepada wajib pajak badan sehingga bisa menang di pengadilan pajak. Karena perusahaan tersebut sedang beperkara dengan Ditjen Pajak, otomatis kelakuan Gayus itu merugikan negara karena tuntutan Ditjen Pajak dikalahkan.
Sebagai catatan, saat menjadi penelaah keberatan, di antara 51 kasus yang ditangani Gayus, 40 perkara berujung pada kekalahan. ”Sebagai konsultan itulah yang kami sebut markus (makelar kasus). Dia bantu-bantuin, dia ngasih tahu celah-celahnya gitu,” ujar Bambang Basuki.
Total kekayaan Gayus Versi Susno
Komjen Pol Susno Duadji pernah mengatakan kekayaan Gayus Tambunan bisa mencapai Rp 200 milliar. Mabes Polri berjanji akan mengecek kebenaran informasi itu.

"Setiap info terkait Gayus itu tentunya tidak dikembangkan untuk konsumsi publik. Karena itu katanya-katanya ini harus dicek dulu, di bank mana. Mendalami itu ada prosedurnya," ujar Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi di gedung PTIK, Jl Tirtayasa, Jaksel, Selasa (6/4/2010).

Menurut Ito, polri selalu berupaya untuk mengungkap kasus Gayus ini seluas-luasnya. Publik diminta agar percaya kepada Polri bahwa kasus ini akan ditangani sampai tuntas.

"Yang paling penting tim yang dibentuk polri sedang kerja sama untuk mengungkap sampai sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya, apa yang terjadi selama ini terkait tersangka Gayus," imbuh jenderal bintang tiga ini.

Ito menjelaskan, sejauh ini proses pemeriksaan terhadap Gayus cukup baik. Banyak temuan-temuan yang bisa dikembangkan polri.

"Dia (Gayus) sangat kooperatif kita berharap bahwa ini entry point untuk mengungkap kasus-kasus besar," papar Ito.

Sebelumnya, Komjen Pol Susno Duadji pernah mengungkapkan jumlah uang di rekening Gayus Tambunan lebih dari Rp 25 milliar. Berdasarkan pengalamannya sebagai Wakil Ketua PPATK, jika seseorang memiliki tabungan Rp 25 milliar maka secara logika dia mempunyai aset kekayaan hingga 10 kali lipatnya atau Rp 200 miliar. Namun Susno mengatakan jika Rp 25 milliar ada di rekening bank Indonesia, diduga sisanya Rp 175 milliar berada di bank asing/luar negeri.

Dr Grigory Perelman

Seorang warga Rusia menolak hadiah US$ 1 juta (Rp 9,1 miliar) setelah ia menyelesaikan soal-soal matematika paling sulit. Pria bernama Dr Grigory Perelman tersebut mengaku dia tidak menginginkan uang tersebut.

Disebut sebagai orang terpandai di dunia, Perelman tinggal di sebuah flat penuh kecoa di St Peterburg. Ketika ditanya mengapa menolak hadiah tersebut, pria berusia 44 tahun tersebut mengatakan, "Saya sudah memiliki semua yang saya inginkan."

Hadiah tersebut diberikan US Clay Mathematics Institute karena Peterburg menyelesaikan soal Poincare Conjecture yang menjadi momok bagi para ahli matematika selama bertahun-tahun. Poincare Conjecture merupakan salah satu dari tujuh teka-teki dalam matematika yang telah berusia lebih dari 100 tahun. Perelman sendiri menjawab soal tersebut melalui internet.

Perelman juga pernah menolak medali dari International Mathematical Union di Madrid empat tahun lalu. Saat itu, Perelman mengatakan, "Saya tidak tertarik dengan uang atau ketenaran. Saya tidak mau ditampilkan seperti hewan dalam kebun binatang. Saya bukan pahlawan matematika. Saya bahkan tidak sesukses yang dikira. Itu sebabnya saya tidak mau semua orang melihat diri saya."

Tetangga Perelman, Vera Petrovina, mengatakan, "Saya pernah sekali masuk ke flatnya dan saya sangat terkejut. Ia hanya punya satu meja, bangku, dan tempat tidur dengan kasur kotor yang ditinggalkan pemilik sebelumnya. Pemilik sebelumnya adalah seorang pecandu alkohol yang menjual flat itu kepada dia."

"Kami sedang berusaha membasmi kecoa-kecoa dari blok tempat tinggal kami. Tetapi binatang itu bersembunyi di flat miliknya (Perelman)," tambah Petrovina. Perelman merupakan mantan peneliti di Steklov Institute of Mathematics di St Petersburg. Ketika masih menjadi peneliti pada 2003, Perelman mulai menulis di internet yang menyebutkan dirinya berhasil menjawab Poincare Conjecture.

Dalam sejumlah tes yang dilakukan secara teliti, jawaban Perelman terbukti benar. Setelah 2003, Perelman mengundurkan diri di Steklov Institute. Beberapa teman Perelman dilaporkan mengatakan Perelman mundur karena merasa matematika terlalu sulit untuk didiskusikan.

Inilah bumiku....inilah duniaku....
Inilah bumiku....inilah duniaku....
Inilah bumiku....inilah duniaku....

Comments (0)

Posting Komentar